PENGARUH KOMUNIKASI TERAUPETIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE LATEN DI KLINIK DELIMA MEDAN TAHUN 2014
DOI:
https://doi.org/10.36911/pannmed.v9i2.321Keywords:
Komunikasi Terapeutik, Nyeri Persalinan, Kala I Fase LatenAbstract
Persalinan suatu proses membuka dan menipisnya serviks serta terjadinya kontraksi uterus sehingga
menyebabkan nyeri pada proses persalinan. Nyeri pada persalinan merupakan suatu proses yang
fisiologis tetapi menimbulkan ketakutan dan kecemasan yang dapat menganggu kelancaran proses
persalinan. Manajemen nyeri pada persalinan dapat diterapkan secara nonfarmakologis, salah satunya
adalah komunikasi terapeutik yang bertujuan untuk membantu mengurangi nyeri, kecemasan, dan
waktu persalinan lebih pendek secara bermakna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh komunikasi terapeutik dengan intensitas nyeri persalinan kala I fase laten di klinik Delima
Medan tahun 2014. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasyeksperimen
yang bersifat one group pretest-postest. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
ibu inpartu kala I fase laten sebanyak 42 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
secara accidental sampling. Analisis data menggunakan uji t-dependent. Dari Hasil penelitian
diperoleh data bahwa mayoritas berusia 20-35 tahun sebanyak 33 responden (78,6%), paritas
primigravida sebanyak 15 responden (35,7%), pendidikan SMA sebanyak 21 responden (50,0%), dan
pekerjaan IRT sebanyak 23 responden (54,8%). Rata-rata intensitas nyeri sebelum dilakukan
komunikasi terapeutik adalah 2,71 dengan standart deviasi 0,673, dan rata-rata intensitas nyeri
sesudah dilakukan komunikasi 2,05 dengan standart deviasi 0,764. Hasil uji t-dependent menunjukkan
ada pengaruh komunikasi teraupetik yang diberikan terhadap intensitas nyeri persalinan pada ibu
inpartu kala I fase laten dengan nilai p value = 0,000. Penelitian ini membuktikan bahwa komunikasi
terapeutik yang dilakukan dapat mengurangi intensitas nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I fase
laten. Oleh karena itu diharapkan agar bidan mampu menerapkan komunikasi terapeutik dengan baik
dan benar sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi intensitas nyeri dalam asuhan ibu bersalin
normal.